Assalamu’alaikum Warahmatullah
Manusia yang secara fitrahnya tentulah tidak terpisah dari sifat cinta, rindu, marah, benci, suka serta yang lainnya dan sifat-sifat inilah yang menjadikan kita sebagai seorang manusia. Terlebih lagi manusia mempunyai keistimewaan kemampuan untuk berfikir dan panduan dalam mengarungi setiap perjalanan hidup. Begitu banyaknya manusia yang tenggelam dalam rindu dan tersesat dalam cinta yang tidak jelas. Janganlah kita menjadi seumpama kaum Nashara yang disesatkan oleh Allah lantaran mengakui cintanya kepada Allah, namun mengakui bahwa Tuhan itu Trinitas : “Bapak, putra dan roh kudus”. Terlebih mereka { Nashara } mengakui bahwa Tuhan itu mempunyai anak. Ya Subhanallahu { Maha Suci Allah dari apa yang mereka sangka } dan Allah sendiri berfirman bahwa Dia Maha Esa dan tidak mempunyai anak ataupun diperanakkan.
Dan jangan pula kita menjadi golongan Yahudi yang dimurkai oleh Allah akibat cintanya yang berbolak-balik kepada Allah dan banyak berdalih dengan mengedepankan ra’yu { akalnya }. Perlu diketahui bahwa Nashara mengakui bahwa Yahudi itu tidak benar cintanya karena tiada berprinsip, begitu pula sebaliknya Yahudi juga mendakwa bahwa Nashara itu tiada mempunyai pegangan. Padahal, Allah sudah memberikan kepada mereka kitab yang bertujuan menjadi petunjuk buat mereka. Tetapi mereka berdua sama saja, tanpa rasa bersalah mengubah berbagai isi kitab-kitab mereka. Masya Allah, Laa Haula Wala Quwwata Illah Billah. Padahal Maha Benar Allah dari segala Firman-Nya.
Sungguh mengherankan bahwa tradisi Yahudi dan Nashara itu pada zaman ini telah diikuti pula oleh kaum yang mayoritasnya dari bangsa Parsi yang Pemimpinnya pernah tumbang di tangan Islam pada waktu dulu. Lalu, mayoritas mereka yang taksub { simpatik } kepada Islam turut masuk ke dalam Agama yang Haq { Benar } ini, tapi dengan berpura-pura cintanya kepada Islam. Mereka menunggu masa yang tepat untuk menghancurkan Islam dan membunuh kalangan masyarakat Islam yang mukhlis { orang yang ikhlas }. Lalu terbentuklah mereka golongan yang kononnya memperjuangkan Islam dengan bermazhab Syi’ah di Iran. Membina negara yang kononnya mengamalkan perundangan Islam atas nama sebuah negara Republik. Namun, hakikatnya terang-terang bahwa mereka memiliki bashirah dan ilmu yang benar terhadap Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Masya Allah ” Marilah kita berlindung kepada Allah dari apa yang telah mereka katakan “. Mereka menjadikan Kitabullah dan Sunnah sebagai kamuflase yang bertujuan agar kekufuran mereka tidak nampak, namun Allah Yang Maha Kuasa memelihara orang-orang yang ‘alim { berilmu }, orang-orang taqwa yang berjiwa bersih untuk menghancur-leburkan segala bentuk kesesatan mereka.
Lebih mengherankan lagi mereka melakukan perbuatan syirik yang memahami bahwa mereka berkumat-kamit seakan-akan mencintai Ali dan Husein radhiallahu ‘anhum, hakikatnya hanya pandai meratap dan menghinakan diri di perkuburan tanah karbala yang berpandukan dengan ritual syirik, padahal perbuatan itu tidak pernah direstui oleh Ali dan Husein radhiallahu ‘anhum itu sendiri baik saat hayat mereka ataupun wafatnya. Melakukan ritual-ritual yang entah dari mana sumbernya dengan menzalimi dan mencederakan diri sendiri untuk tujuan bermandi darah dengan harapan mampu membina semangat rindu dan cinta kepada Ali, Husein dan sekalian para Imam mereka { Na’uzubillah }. Sungguh munkar dan keji sekali perbuatan mereka dan lebih keji lagi mereka mengkafirkan para sahabat Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang padahal para sahabat Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam mendapatkan jaminan surga dan diridhai Allah { Surah At-Taubah( 9 ) : 100 “ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama ( masuk Islam ) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. “ } , kecuali hanya beberapa sahabat saja yang tidak dianggap kafir oleh mereka. Wallahu ‘Alam
Begitu juga dengan orang-orang yang mengaku cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya, namun mereka meninggalkan sunnah Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu dengan mengerjakan suatu amalan dalam rangka beribadah dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya yang tidak pernah diajarkan oleh Beliau Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Mengadakan-adakan suatu kalam yang baru sebagai fakta akurat untuk menyokong kedudukannya yang mengaku mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan berpedoman kepada mimpi dan yaqazah sebagai sumber fakta selain Al-Qur’an dan As-Sunnah. Terlebih lagi orang-orang yang mengakui akan kecintaannya kepada Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, namun dalam prakteknya tidak mengikuti sunnah Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Suatu contoh perayaan Maulid setahun sekali yang mengandung unsur pesta dan nyanyian lagu berjanji yang mengandung kalimah-kalimah yang dapat membahayakan aqidah yang murni. Dan ditegaskan bahwa tidak didapati dari para ahli hadits yang menyampaikan kepada kita akan adanya suatu riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah mengajarkan perayaan dan pesta yang seperti itu. Tidak terfikirkah oleh kita, mengerjakan suatu amal yang Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak kerjakan dan tidak ada satupun para sahabat Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang mengamalkannya. Padahal jelas mereka { para sahabat radhiyallahu ‘anhum jami’an } paling tahu tentang sunnah Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Mereka { para sahabat radhiyallahu ‘anhum jami’an } yang hidup sezaman dengan Beliau Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan dengan setia mendampingi Beliau Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Tidakkah kita memahami dan memperhatikan bagaimanakah halnya mereka { para sahabat radhiyallahu ‘anhum jami’an } mempersembahkan rasa cinta dan rindu mereka kepada Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sedangkan kita yang mencintai Allah dan Rasul-Nya seharusnya memperhatikan seruan yang termaktub dalam surah Ali-Imran( 3 ) : 31 “ Katakanlah ( Muhammad ): “Jika kamu ( benar-benar ) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”.
Begitu juga kepada persoalan setiap insan yang lainnya dari segala persoalan di muka bumi ini. Banyak kisah-kisah sesat dalam cinta dan rindu. Seumpamanya sang pemuda yang mengaku cinta kepada seorang gadis perawan, lalu diluahkan dengan mengajaknya ke taman-taman bunga dan diajak beraksi dalam adegan cumbu. Selain itu ada yang melakukan kesesatannya ke dalam bilik-bilik hotel dan rumah-rumah sewa kosong melainkan mereka berdua ditemani makhluk ghaib yang juga telah mengakui kesesatannya. Apakah seperti itu perbuatan citra seorang pemuda yang baik dan penuh tanggung-jawab ?. Padahal telah termaktub dalam kalam Tuhannya bahwa kalau benar manusia itu merasa jatuh cinta kepada pasangannya dan mempunyai rasa ingin memiliki pasangannya dengan jalan yang benar, maka diperintahkan menikah dengan jalan yangn sah { cara yang benar }.
Suatu contoh lagi dari sebagian kaum yang menasabkan dirinya kepada Islam, namun mereka melakukan aktivitas ritual dengan berzikir berjama’ah menggunakan Theory Quantum Fisik. Masya Allah, Laa Haula Wala Quwwata Illah Billah, marilah kita berlindung kepada Allah Yang Maha Perkasa dari Iblis dan bala tentaranya. Cara mereka dalam berzikir sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam beserta para sahabatnya. Mereka memadukan alunan zikir secara berjama’ah yang menghasilkan suatu bentuk gelombang bunyi sekaligus membentuk frekuensi magnetik yang mampu menghasilkan paduan cahaya lutsinar yang mengarah ke langit lalu sampai kepada malaikat dan seterusnya diterima oleh Allah. Jelas perbuatan seperti ini sangat menyimpang jauh dari apa yang pernah diajarkan oleh Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Mereka yang melakukan Theory Quantum Fisik ini seolah-olah Allah itu tidak mengetahui hamba-hamba sedang berbuat apa, maka dari itu mereka gunakan cara sesat dan tidak masuk akal ini. Dan saya sebagai penulis berharap bahwa jangan sampai nanti Allah dan para malaikat-Nya boleh dihubungi dengan menggunakan teknologi via telepon, sms atau frekuensi radio tertentu. Ya Subhanalahu { Maha Suci Allah }, itu akibat lemahnya bashirah dan sedikitnya ilmu yang menyebabkan mereka hanyut dalam kejahilan { kebodohan }. “ Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pemberi { kurnia }.“ { Ali Imran( 3 ) : 8 }.
Janganlah kita merasa sombong dihadapan Allah dan rasul-Nya, karena orang yang sombong itu adalah orang yang menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Ada sebuah riwayat dari ‘Irbadh bin Sariyah, bahwa Rasullullah bersabda “ aku wasiatkan kepada kalian agar selalu mendengar dan taat meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak hitam ( habsyi ). Karena sesungguhnya barang siapa yang masih hidup ( sepeninggalanku ) niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang telah mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham. Jauhilah oleh kalian perkara yang baru, karena setiap perkara yang diada-adakan { dalam agama } itu adalah sesat. ” { Sahih Sunan Abu Daud no. 3851}.
Wallahu A’lam Bissawab
Coment_Valian